SD Negeri 4 Purwokerto Lor

SD Negeri 4 Purwokerto Lor
Pemberian Sodaqoh Menjelang Idul Fitri 1432 H

Rabu, 20 Juli 2011

Djalaluddin Pane Foundation Kembangkan Wakaf Produktif

ou are here: Home » News » Sharing Knowledge » Djalaluddin Pane Foundation Kembangkan Wakaf Produktif

Djalaluddin Pane Foundation Kembangkan Wakaf Produktif

Pada awal April lalu, sebuah lembaga pengelola wakaf, Djalaluddin Pane Foundation (DPF), diluncurkan di Medan, Sumatra Utara. Dewan Pembina DPF Ustaz Wahfiudin Sakam berharap, lembaga ini menjadi perintis dalam pengelolaan wakaf produktif, di Medan khususnya.
Ini akan terwujud jika DPF mampu dengan baik mengelola wakaf yang ada dan melahirkan banyak manfaat bagi lingkungannya. Ia mengakui, dibandingkan Jakarta dan Surabaya, pengelolaan wakaf produktif di Medan relatif masih jauh tertinggal. DPF ingin agar wakaf produktif berkembang baik di wilayah ini.
“Potensi bisnis serta jumlah masyarakat mampu di Medan cukup besar,”kata Ustaz Wahfiudin melalui rilis yang dikirim kepada Republika, akhir pekan lalu. Pengusaha Muslim asal Medan dan pendiri DPF, Herludiansyah Pane dan Debby F Pane, menyatakan, Medan berpeluang mampu mengembangkan potensi wakaf produktif.
Menurut Herludiansyah, pendiri DPF, selain berfungsi sebagai pengelola wakaf dan harta yang diwakafkan almarhum Djalaluddin Pane, pendiri Herfinta Group yang merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara, DPF bertekad memajukan pendidikan wirausaha berbasis nurani dan pelayanan kepada kaum duafa.
Sementara itu, Debby mengatakan, DPF menginginkan agar masyarakat memperoleh manfaat besar dari wakaf secara terus-menerus. Ini herarti, wakaf tak dihabiskan untuk kegiatan amal konsumtif yang bersifat sesaat. Sebaliknya,dikembangkan untuk hal-hal produktif yang dampaknya jangka panjang.
Dalam acara peluncuran DPF, digelar seminar “Wakaf dan Bisnis Sosial Potensi Ekonomi yang Terabaikan, Jenjang Karier yang Tersembunyi”. Menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Social Entrepreneur Erie Sudewo dan Ketua Divisi Pengelolaan Badan Wakaf Indonesia Faturrahman Djamil, dengan moderator Ustaz Wahfiudin Sakam.
Seminar ini, jelas Herludiansyah, bertujuan membangkitkan kesadaran masyarakat dalam mengoptimalkan dana wakaf sebagai potensi ekonomi yang dapat digarap secara profesional. Selain itu, pengelola wakaf bisa menjadi jenjang karier yang layak diperhitungkan bagi generasi muda.
Untuk menambah jumlah pengelola wakaf, DPF berupaya mencetak sumber daya pengelola wakaf yang profesionaldan amanah melalui program Djalaluddin Pane Social Business Academy. Menurut Fathurrahman Djamil, pengelolaan wakaf sekarang ini tak hanya harus dilakukan secara profesional, tetapi juga transparan dan akuntabel.
Indikator keberhasilan sebuah yayasan pengelola wakaf terletak pada kinerja usaha bisnis sosialnya. “Semakin produktif wakafnya senakin besar pula pe-luangnya untuk mengangkat derajat kehidupan sosial masyarakat yang ada di sekitarnya,” kata Fathurrahman.
Sedangkan, Erie Sudewo menuturkan, saat ini bekerja sebagai amil dan pengelola lembaga sosial bukan lagi profesi kelas dua. Apalagi, banyak figur sukses lahir dari lembaga semacam itu. Mereka berpenghasilan dan terlatih untuk bersikap jujur dan amanah. Bedferry Wsihandi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar